Kamis, 27 Oktober 2011

Individu , Keluarga , dan Masyarakat : Menceritakan Tentang Individu Sendiri atau Cerita Pribadi yang Berhubungan dengan Keluarga dan Masyarakat

Saya tinggal didaerah yang masih memegang teguh nilai-nilai ketimuran , ya! Saya tinggal didaerah yang mayoritasnya adalah Asli Betawi yang terkenal dengan logat pedas tetapi apa adanya. Daerah itu adalah Rorotan , Cilincing , Jakarta Utara. Adab beradap disini pun masih tergolong ketimur-timuran seperti contohnya masih banyak remaja yang mengaji  dan melakukan kegiatan keagamaan rutin setiap minggunya. Pokoknya sangat berbeda sekali dengan remaja zaman sekarang yang lebih senang nongkrong di Mall sambil Blackberry Messenger-an yang melupakan norma-norma agama karena sebagian dari mereka lebih mengutamakan kepentingan duniawi dari pada kebutuhan di akhirat kelak. Contohnya seperti kalau sudah di Mall mereka sengaja melalaikan / meninggalkan sholat dengan alasan susah ke masjid atau musholanya , padahal sudah jelas meninggalkan sholat apapun itu alasannya adalah haram.
Sayang sekali sejak saya kuliah sangat jarang lagi saya berinteraksi dengan lingkungan sekitar , bukan karena sombong ataupun apa , tapi karena memang saya tidak memiliki banyak waktu. Waktu saya sebagian besar untuk kuliah , pulang kuliah biasanya sore , waktu dirumah pun harus saya me-manage dengan sebaik mungkin karena banyak sekali kerjaan saya yang menumpuk setelah pulang dari kuliah seperti mengetik soal bimbel dan membantu orang tua. Ya! Sebelum saya kuliah untuk mengisi waktu luang dari lulus SMA hingga ke jenjang perkuliahan biasanya setiap harinya saya membantu orang tua saya berjualan nasi uduk. Saya tidak malu ataupun minder , karena dari situlah saya bisa kuliah dan membeli laptop. Saat awal masuk perkuliahan saya juga ditawarkan untuk bekerja di bimbel dan kini saya dibagian Bank Soal bimbel tersebut , tugas saya adalah mengetik naskah-naskah soal. Tetapi , pada bulan januari nanti saya sudah menjadi tutor pembimbing untuk subjek Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris kelas XII SMA.
Interaksi saya dengan keluarga dirumah pun sekarang teramat jarang dilakukan karena sejak Ayah saya meninggal beberapa bulan yang lalu yang menggantikan tugas beliau dalam membantu ibu berjualan nasi uduk adalah seorang pembantu, jadi bukan saya lagi. Selain menggantikan tugas beliau , pembantu tersebut pun juga mencuci pakaian dan melakukan pekerjaan lainnya , jadi biasanya saya mencuci pakaian sendiri dari kelas VI  SD sekarang sudah tidak lagi. Dan akhirnya sekarang-sekarang ini saya lebih banyak menghabiskan waktu dikamar untuk mengetik naskah-naskah soal ataupun mengerjakan tugas-tugas dari kampus. Saya pun kaget , saat menjalani massa perkuliahan ini. Jadwalnya sangatlah berat menurut saya. Terlebih lagi dengan praktikumnya. Setiap minggunya kita harus membuat laporan pendahuluan dan laporan akhir berbentuk makalah setiap praktikum. Sedangkan praktikum ada dua kali seminggu. Tak terbayang banyaknya uang yang terkuras untuk mem-print semua itu. Saya pun terkadang termenung memikirkan ini semua, saya kasihan melihat ibu saya yang hanya seorang pedagang nasi uduk dengan empat orang anak dan sayalah anak tertua sedangkan adik-adik saya juga masih bersekolah. Bahkan salah satu dari mereka ada yang bersekolah di SMKN 4 Jakarta yang notabenenya adalah sekolah RSBI (Rintisan Sekolah Berstandar Internasional) yang tentunya juga menghabiskan dana yang lumayan banyak setiap bulannya. Saya pun pernah berpikir untuk keluar dari kampus dan mencari pekerjaan untuk membantu menopang perekonomian keluarga, tetapi hal itu tidak diperbolehkan ibu saya dan alhasil saya akan tetap berkuliah disini.
Oke , terima kasih anda telah meluangkan waktu untuk membaca artikel saya ini. Semoga dapat bermanfaat bagi anda-anda semua dan itulah cerita apa adanya yang  saya tulis yaitu tentang Hubungan Saya dengan Keluarga dan Masyarakat. Bila ada kata-kata yang kurang berkenan saya mohon untuk dimaafkan. Dan sampai jumpa di topik berikutnya :D .

Comments
0 Comments
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar